Paul W. Cummings (Open Management - Guides to Successful Practise)
Kekuasaan dan politik dalam manajemen merupakan anak kembar yang tak terpisahkan, karena yang satu tdak dapat hidup tanpa yang lain. Para manajer jaman sekarang harus mempelajari segi-segi pokok dalam kekuasaan dan politik, jika mereka mau hidup terus dan berhasil. Mereka harus belajar tentang garis-garis kekuasaan, menggunakan teknik-teknik politik, dan menggunakan kekuasaan dan teknik-teknik politik secara efektif dalam karier mereka.
LATAR BELAKANG KEKUASAAN DAN POLITIK
Latar belakang dan pola gerak-gerik yang dialami dan diperlihatkan oleh para manajer dan eksekutif menarik untuk diselidiki. Dalam banyak kejadian, tetapi tidak semua, kehidupan di rumah atau pengalaman dalam hubungan kelompok jauh sebelum mereka masuk sekolah, mempunyai sangkut paut erat dengan usaha mereka mencari kekuasaan. Bila mereka dilahirkan dan dibesarkan dalam suatu keluarga di mana ayahnya seorang ekeskutif atau seorang manajer profesional, mereka akan secara otomatis mengembangkan nilai-nilai sosial seorang calon manajer muda yang penuh ambisi. Halnya akan lain kalau mereka dibesarkan dalam suatu keluarga di mana ayah mereka seorang buruh pabrik.
Barangkali orang yang paling berhasil mendapatkan kekuasaan dalam manajemensekarang ini adalah mereka yang di masa mudanya mempelajari peraturan-peraturan bagaimana memainkan permainannya. Ketika mereka masuk sekolah menengah, mereka telah mengembangkan suatu kesadaran akan dirinya secara sosial dan politis dan mulai mengadakan percobaan dalam bidang-bidang pokok hubungan kekuasaan dan politik. Peranan di sekolah menengah seperti ketua organisasi siswa, kapten kesebelasan, atau kedudukan resmi lainnya yang memerlukan persaingan, mengajarkan pada anak-anak muda ini dasar-dasar kekuasaan sosial, politik, dan tanggung jawab, yang kelak berguna sebagai model pertama bagi cita-cita dan amnbisi mereka untuk mencapai kekuasaan di perusahaan atau industri.
BAGAIMANA MEMPEROLEH KEKUASAAN MELALUI TEKNIK-TEKNIK POLITIK
Ada banyak sekali teknik politik untuk memperoleh kekuasaan dalam organisasi indsutri kita sekarang ini. Saya gunakan kata "politik" di sini untuk memberi ciri pada seseorang yang cerdik atau lihai dalam mempromosikan dirinya naik ke jenjang organisasi untuk memperoleh kekuasaan. Politik sering dilihat sebagai suatu seni atau ilmu di mana praktek-praktek yang cerdik, licin dan kadang-kadang tidak jujur harus digunakan dalam persaingan dengan orang lain untuk memperoleh kekuasaan dan kepemimpinan dalam kehidupan kelompok kerja.
Orang yang baru lulus perguruan tinggi harus belajar membina hubungan, persekutuan, dan koalisi dengan atasan, rekan-rekan sekelompok, dan bawahannya. Mereka yang telah memegang peranan kepemimpinan dapat segera mengasah teknik-teknik politik mereka supaya lebih tajam dengan mempelajari tipudaya-tipudaya berikut ini dengan seksama.
1--Membina hubungan dengan atasan.
Atasan adalah orang pertama kepada siapa anda harus memusatkan perhatian. Tidak ada orang lain dalam organisasi yang dapat berbuat lebih banyak bagi anda selain atasan anda. Tetapi bagaimana caranya membina hubungan dengan atasan? Ada beberapa cara, tetapi pendekatan yang paling pokok ialah mempelajari bagaimana individu atasan anda. Pelajarilah sebanyak mungkin tentang latar belakangnya, nilai-nilainya, prasangkanya, kegemarannya, agama, keluarga, dan perguruan tinggi di mana ia belajar sebelumnya. Yang lebih penting, anda harus dapat menaksir harapan-harapan atasan terhadap bawahannya, termasuk anda. Dan tak ada yang lebih efektif lagi daripada kerja keras secara produktif untuk mendapatkan perhatian atasan anda.
Belajar sebanyak mungkin tentang atasan memerlukan banyak waktu dan usaha. Tetapi, dengan memperoleh sedikit demi sedikit informasi dari sana-sini, manajer yang cekatan dan cerdik akan segera dapat menyusun pola perilaku yang dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun rencana di masa depan untuk mendekati atasannya. Selama masa belajar ini, buatlah catatan emosi atasan: dan jika perlu, catatlah kejadian-kejadian penting yang terjadi di rumah sehingga dapat dipelajari dan ditinjau kembali setelah beberapa waktu.Jangan mengandalkan ingatan anda saja. Jangan lupa bahwa atasan itu seorang manusia biasa, yang juga dapat mengalami luapan emosi, frustasi, dan rasa cemas seperti anda sendiri. Yang perlu anda ketahui ialah bagaimana atasan itu bereaksi: anda perlu memahaminya dan kelak bisa menggunakannya untuk keuntungan anda sendiri.
2--Membuat persiapan yang berhasil.
Setelah mempelajari atasan anda dan mengetahui prasangka serta nilai-nilainya, manajer bawahan atau penyelia yang cerdik dapat berhati-hati untuk tidak pernah menyakitkan hatinya. Ini bisa merupakan tugas yang berat dan sulit, jika usaha untuk memperoleh kebaikan hati dan dukungan atasan itu harus berarti mengalahkan prinsip-prinsip, kepercayaan, dan prasangka anda sendiri.
Bila anda semakin memahami prinsip dan perasaan atasan anda, anda akan semakin menyadari bahwa atasan anda selalu berusaha, dengan cara yang halus, merangsang keluar nilai-nilai dan pendapat anda tentang segala macam soal yang kontroversial. Masalah-masalah nasional dan internasional sehubungan dengan agama, kebijakan ekonomi, politik, atau konflik rasial, merupakan subyek-subyek favorit yang suka dibicarakan oleh para atasan dengan bawahan mereka untuk bertukar pikiran. Jika anda berpegang teguh pada prinsip anda dan mengutarakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat atasan anda mengenai masalah-masalah yang peka, mungkin anda akan merasa berdiri di luar kelompok inti atasan anda.
3--Memanfaatkan rekan Manajer.
Manajer yang cerdik tahu bahwa ia perlu memupuk persekutuan dengan manajer-manajer di bagain lain yang setingkat dengan dia. Tujuan utamanya adalah menciptakan suatu jaringan yang berfungsi sebagai pengumpul keterangan atau sebagai suatu sarana pendukung. Dengan menyadap sumber-sumber ini setiap hari atau setiap minggu, anda dapat mengumpulkan informasi tentang berbagai bagian organisasi dan dengan demikian memperoleh laporan lengkap tentang pemikiran dan tindakan eksekutif. Dengan keterangan ini pula, anda dapat mengantisipasi keputusan dan kemungkinan tindakan di masa depan sehubungan dengan bagian anda sendiri.
4--Memanfaatkan bawahan.
Bawahan yang dimanfaatkan dengan tepat, dapat menjadi batu loncatan untuk bergerak ke atas bagi manajer yang berambisi politik. Kemampuan untuk memanajemeni bawahan sehingga bawahan dapat menghasilkan pekerjaan yang bermutu, memerlukan usaha "politis" dan dalam beberapa hal merupakan ciri seorang politikus dan manajer yang sejati. Manajer yang dapat menggabungkan dengan baik dengan yang buruk, yang bersedia berunding dan mengadakan kompromi, yang dapat menghadapi dengan sabar serangan-serangan yang tak terkendali, yang telah memperlihatkan kemampuannya dalam merangsang setiap orang untuk menampilkan yang terbaik, dan yang tetap berproduksi apa pun halangannya - orang macam inilah yang selalu dicari oleh manajemen puncak. Jika manajer dapat mencapai kualitas itu setingkat lebih tinggi, besar kemungkinannya bahwa ia akan dapat mencapai karier setingkat lebih tinggi dalam organisasi. Bawahan yang taat dan percaya tidak hanya akan mendukung manajer mereka melalui produksi, tetapi juga akan memberikan sumber keterangan intern terus-menerus melalui komunikasi ke atas yang semakin banyak dan semakin baik kepada manajer mereka. Informasi yang segar dan tepat waktu ini perlu sekali bagi manajer yang secara politis ambisius, jika ia ingin berhasil menikmati kedudukan dan kekuasaan yang lebih besar.
1 komentar:
keren artikelnya. thank's.
www.kiostiket.com
Posting Komentar