Konsep Budaya Organisasi
Kata "budaya" (culture) pertama kali dikemukakan oleh seorang antropologi bernama Edward B. Tylor pada tahun 1871. Budaya adalah "the complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capability and habits acquired by man as a member of society." Terjemahannya sebagai berikut: " sekumpulan pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hokum, adat, kapabilitas, dan kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu." Dalam sosiologi budaya diterjemahkan sebagai kumpulan symbol, mitos, dan ritual yang penting dalam memahami sebuah realitas social.
Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :
Kata "budaya" (culture) pertama kali dikemukakan oleh seorang antropologi bernama Edward B. Tylor pada tahun 1871. Budaya adalah "the complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capability and habits acquired by man as a member of society." Terjemahannya sebagai berikut: " sekumpulan pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hokum, adat, kapabilitas, dan kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu." Dalam sosiologi budaya diterjemahkan sebagai kumpulan symbol, mitos, dan ritual yang penting dalam memahami sebuah realitas social.
Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :
- Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
- Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
- Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
- Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.
- Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.
Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakar oraganisasi menjadi bagian yang erat kaitannya dengan aspek-aspek pengembangan organisasi. Maka muncullah istilah Budaya Organisasi. secara sederhana budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi (beserta para anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak luar. Secara umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang kepribadian, emosi dan ego yang beragam.
Aspek Budaya Organisasi
Amnuai dan Schien membagi budaya organisasi kedalam beberapa indikator yaitu antara lain:
- Aspek kualitatif (basic)
- Aspek kuantitatif (shared) dan aspek terbentuknya
- Aspek komponen (assumption dan beliefs),
- Aspek adaptasi eksternal (eksternal adaptation)
- Aspek Integrasi internal (internal integration) sebagai proses penyatuan budaya melalui asimilasi dari budaya organisasi yang masuk dan berpengaruh terhadap karakter anggota.
Lebih jelas lagi diungkapkan oleh Desmond graves (1986:126) mencatat sepuluh item research tool (dimensi kriteria, indikator) budaya organisasi yaitu :
- Jaminan diri (Self assurance)
- Ketegasan dalam bersikap (Decisiveness)
- Kemampuan dalam pengawasan (Supervisory ability)
- Kecerdasan emosi (Intelegence)
- Inisatif (Initiative)
- Kebutuhan akan pencapaian prestasi (Need for achievement)
- Kebutuhan akan aktualisasi diri (Need for self actualization)
- Kebutuhan akan jabatan/posisi (Need for power)
- Kebutuhan akan penghargaan (Need for reward)
- Kebutuhan akan rasa aman (Need for security).
Ciri-ciri Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
- Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
- Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
- Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
- Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
- Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
- Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
- Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
+Pengikat organisasi
Budaya organisasi berfunsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi, terutama pada saat organisasi menghadapi guncangan baik dari dalam maupun dari luar akibat adanya perubahan.
1.Integrator
Budaya organisasi merupakan alat untuk menyatukan bergam sifat, karakter, bakat dan kemampuan yang ada di dalam organisasi.
2.Identitas Organisasi
Budaya organisasi merupakan salah satu identitas organisasi. Sebagai contoh adalah The Jakarta Consulting Group. Logo yang di gunakan adalah orang memanah, yang melambangkan ketepatan dan kecepatan. Artinya bahwa perusahaan ini mamiliki identitas sebagai perusahaan yang mengutamakan ketepatan dan kecepatan.
Berfungsi sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi. Salah satu kredo yang dipegang The Jakarta Consulting Group adalah bekerja dalam tim.
4.Ciri kualitas
Budaya organisasi merupakan representasi dari cirri kualitas yang berlaku dalam organisasi tersebut.
5.Motivator
Budaya organisasi juga merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisas. Organisasi yamg kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para anggotanya.
6.Pedoman gaya kepemimpinan
Adanya perubahan di dalam suatu organisasi akan membawa pandangan baru tentang kepemimpinan. Seorang pemimpin akan akan dikatakan berhasil apabila dapat membawa anggotanya keluar dari krisis akibat perubahan yang terjadi. Sebaliknya, keberhasilan itu tentu disebabkan ia memiliki viasi dan misi yang kuat.
7.Value enhancer
Salah satu fungsi organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari stakeholders-nya, yaitu anggota organisasi, pelanggan, pemasok dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
Membangun Budaya Organisasi Pada Perusahaan yang di Merger & Akuisisi
Menurut robbins (1999) bila suatu budaya sudah berlaku, praktik-praktik didalam organisasi berfungsi untuk menjaga budaya tersebut dengan cara mengekspos karyawan agar memiliki pengalaman yang serupa. Ada tiga kekuatan memainkan suatu peran penting dalam membangun dan mempertahnkan budaya organisasi yaitu :
Budaya Organisasi Mempengaruhi Anggota Organisasi
Menurut robbins (1999) ketika dalam sebuah perusahaan yang baru dimerger dan akuisisi telah mengalami proses kombinasi antar budaya organisasi, maka tahap yang juga penting adalah bagaimana budaya organisasi mempengaruhi anggota organisasi yaitu :
Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Budaya Organisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan budaya organisasi menurut kelompok kami di dalam sebuah perusahaan yang baru di merger dan di akuisi adalah sebagai berikut :
4.Ciri kualitas
Budaya organisasi merupakan representasi dari cirri kualitas yang berlaku dalam organisasi tersebut.
5.Motivator
Budaya organisasi juga merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisas. Organisasi yamg kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para anggotanya.
6.Pedoman gaya kepemimpinan
Adanya perubahan di dalam suatu organisasi akan membawa pandangan baru tentang kepemimpinan. Seorang pemimpin akan akan dikatakan berhasil apabila dapat membawa anggotanya keluar dari krisis akibat perubahan yang terjadi. Sebaliknya, keberhasilan itu tentu disebabkan ia memiliki viasi dan misi yang kuat.
7.Value enhancer
Salah satu fungsi organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari stakeholders-nya, yaitu anggota organisasi, pelanggan, pemasok dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
Membangun Budaya Organisasi Pada Perusahaan yang di Merger & Akuisisi
Menurut robbins (1999) bila suatu budaya sudah berlaku, praktik-praktik didalam organisasi berfungsi untuk menjaga budaya tersebut dengan cara mengekspos karyawan agar memiliki pengalaman yang serupa. Ada tiga kekuatan memainkan suatu peran penting dalam membangun dan mempertahnkan budaya organisasi yaitu :
- Seleksi, tujuan yang jelas dari proses seleksi adalah untuk mengidentifikasi dan mempekerjakan individu-individu yang memiliki wawasan, ketrampilan, dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan untuk keberhasilan perusahaan.
- Manajemen Puncak, tindakan manajemen puncak juga memiliki dampak utama terhadap budaya organisasi. Para eksekutif membentuk norma-norma penyaring yang menyeluruh di dalam organisasi melalui apa yang mereka katakana dan lakukan, apakah pengambilan risiko lebih dikehendaki, seberapa banyak keleluasaan yang harus diberikan manajer kepada bawahannya, seragam apa yang dipakai, tindakan apa yang harus dilakukan untuk gaji, promosi dan penghargaan lain.
- Sosialisasi, bagaimanapun bagusnya pelaksanaan penerimaan dan penyeleksian pegawai baru yang dilakukan suatu organisasi, karyawan-karyawan baru tidak sepenuhnya terdoktrin dengan budaya organisasi tersebut. Dikarenakan tidak terbiasa dengan budaya organisasi tersebut, karyawan-karyawan baru memiliki kecendrungan untuk menggangu keperrcayaan dan kebiasaan yang berlaku.
Budaya Organisasi Mempengaruhi Anggota Organisasi
Menurut robbins (1999) ketika dalam sebuah perusahaan yang baru dimerger dan akuisisi telah mengalami proses kombinasi antar budaya organisasi, maka tahap yang juga penting adalah bagaimana budaya organisasi mempengaruhi anggota organisasi yaitu :
- Cerita, cerita yang dimaksud adalah yang memuat narasi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan pendiri organisasi, pelanggaran peraturan, keberhasilan yang dimulai dari bawah, pengurangan tenaga kerja, pemindahan karyawan, reaksi terhadap kesalahan-kesalahan di masa lalu. Cerita ini menambatkan keadaan yang sekarang berdasarkan kejadian dimasa lalu, dan memberi keterangan serta legitimasi untuk praktik yang sedang dilakukan.
- Ritual, merupakan pengulangan aktivitas yang mengekspresikan dan memantapkan nilai-nilai penting dan tujuan-tujuan terpenting organisasi, orang-orang yang memiliki fungsi penting, dan yang mewakili fungsi biasa-biasa saja.
- Simbol Materi, sebagai contoh dalam symbol materi adalah ukuran kantor, mutu perlengkapan, kemewahan eksekutif, ruang kumpul karyawan, atau fasilitas makan malam di area kerja dan area parker untuk karyawan khusus. Symbol materi ini menyampaikan suatu pesan kepada karyawan mengenai siapa-siapa yang menjadi orang penting, tingkat keadilan dan macam-macam prilaku.
- Bahasa, kebanyakan organisasi dengan unit-unit yang berada di dalamnya menggunakan bahasa sebagai cara mengidentifikasikan anggota-anggota dari suatu budaya atau sub budaya, dengan mempelajari bahasa, anggota-anggota organisasi membuktikan penerimaan mereka terhadap suatu budaya.
Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Budaya Organisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan budaya organisasi menurut kelompok kami di dalam sebuah perusahaan yang baru di merger dan di akuisi adalah sebagai berikut :
- memegang teguh prinsip-prinsip budaya yang baik yang adal didalam perusahaan yang kemudian disatukan, edangkan budaya organisasi yang buruk dikoreksi atau ditinggalkan sehingga tidak menimbulkan ketegangan dalam proses merger dan akuisisi.
- menghindari benturan-benturan kepentingan, disini lebih ditekankan bagaimana karyawan-karyawan dapat bersikap kooperatif dan bekerjasama satu sama lain dalam organisasi.
- meningkatkan kesadaran serta menimbulkan inisiatif pembahasan tentang dinamika budaya adalah menjadi penting bagi organisasi.
- bersedia menghargai suatu budaya sebelum perusahaan bergabung, serta kemudian membangun budaya yang diharapkan setelah kesepakatan terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar